Jumat, 11 Juli 2014

SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .
Para mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit  Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak mengkaji dan memperdalam pengembangan sumber belajar tercetak dan non tercetak yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPS. Uraian pada unit pengayaan ini akan lebih banyak menyajikan contoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan sumber pembelajaran IPS.
Kompetensi yang diharapkan setelahAnda mempelajari materi ini, sbb.:
1.      Mampu mengembangkan sumber belajar IPS tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pendekatan kontekstual.
2.      Mampu mengembangkan sumber belajar IPS  non tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pendekatan kontekstual.   
Pengembangan  Sumber Belajar Tercetak Tentu Anda masih ingat bahwa guru sebagai fasilitator pembelajaran perlu mengupayakan agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.  Indikator pencapaian hasil belajar siswa adalah tercapainya kompetensi dasar yang ada dalam standar isi. Bagaimana mencapai hasil belajar yang baik?  Banyak faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar  peserta didik.  Salah satu faktor tersebut adalah sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sumber pembelajaran bukan jumlah materi yang dikuasai atau dimiliki oleh guru, melainkan materi yang digunakan dalam pembelajaran.  Oleh karena itu, sangat penting kemampuan guru dalam mengemas materi pembelajaran termasuk menyeleksi materi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.


1.2 Rumusan Masalah .
1.      Apa saja sumber pembelajaran tercetak?
2.      Apa saja sumber pembelajaran non tercetak?
3.      Bagaimana cara memilih sumber pembelajaran yang baik?
1.3 Tujuan Masalah .
a.       Agar mengetahui sumber pembelajaran tercetak .
b.      Mengetahui sumber pembelajaran non tercetak .
c.       Mengetahui cara memilih sumber pembelajaran yang baik .


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sumber Pembelajaran Tercetak
Utama Buku Teks atau buku mata pelajaran
·         Jurnal
·         Peristiwa atau masalah terkini
·         Surat kabar
·         Majalah
·         Novel
Pengembangan Pendidikan IPS Pada umumnya, guru IPS menggunakanbuku mata  pelajaran untuk proses pembelajaran bahkan banyak guru mengajar mengandalkan dengan berpegang pada buku mata pelajaran. Dalam hal ini, buku teks dipandang sebagai sumber utama bahkan sebagai satu-satunyasumberpembelajaran. Tentu tidak salah guru menggunakan buku teks sebagai sumber pembelajaran utama bagi siswa.   Bahkan semua siswa memiliki buku teks tersebut.  Ini sangat bagus apabila buku yang dijadikan sumber utama tersebut berkualitas baik.   Artinya, buku tersebut dapat membelajarkan siswa, mendorong siswa mau belajar, menarik perhatian, meningkatkan motivasi belajar, dan tentu saja dapat memberikan tambahan pengetahuan, serta memperbaiki sikap dan meningkatkan keterampilan. Buku teks mata pelajaran IPS yang digunakan saat ini di sekolah dasar dapat diperoleh dengan cara mengunduh dari internet yang dinamakan buku elektronik (electronicbooks).  Buku yang telah tersedia di internet adalah buku-buku yang telah lolos dan lulus penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).  Artinya, buku - buku tersebut telah dianggap standar sehingga bersifat legal untuk digunakan oleh guru dan siswa di sekolah.  Meskipun demikian, guru berhak memilih/menyeleksi buku yang tepat untuk para siswanya yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS.
Penggunaan buku teks mata pelajaran dalam pembelajaran IPS memiliki tujuan khusus pembelajaran, artinya tidak semua strategi dan metode pembelajaran dalam IPS dapat menggunakan buku teks. 
Ø  Pengembangan Pendidikan IPS digunakan, ketika:
1)      guru membelajarkan konsep atau topik tertentu yang memerlukan sumber atau rujukan
2)      guru memerlukan informasi tentang suatu materi
3)      siswa memerlukan informasi/penjelasan tambahan tentang suatu konsep
4)      siswa memerlukan kebenaran suatu konsep dalam diskusi, misalnya ada perdebatan karena perbedaan pemahaman. Selain sumber belajar dalam bentuk teks buku mata pelajaran.
Ø  Ada sejumlah sumber belajar tercetak  ialah: 
1)      Terbitan periodikal tentang kejadian, seperti surat kabar dan majalah baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional.  Sejumlah peristiwa termasuk kasus, kejadian kontroversial, dan dilematis cukup banyak dalam sumber suplemen ini.  Sumber belajar ini sangat relevan dengan karakteristik IPS yang terkait dengan kehidupan nyata dan terkini (aktual).  Peristiwa-peristiwa terkini tentu disesuaikan dengan konteks kehidupan dan lingkungan peserta didik.Untuk kejadian atau kasus yang bersifat lokal akan berbeda-beda tergantung di mana peserta didik dan lingkungan sekolah itu berada.
2)      Buku - buku yang sedang ada di pasaran, yang relevan dengan IPS dapat dijadikan sumber pembelajaran, seperti “Laskar Pelangi”, sebuah novel karya Andrea Hirata yang pernah menjadi best seller di tanah air bahkan pernah diangkat ke layar lebar.  Buku novel ini dapat dijadikan salah satu sumber belajar tercetak dalam kelas IPS. Guru dapat membelajarkan cerita yang ada dalam novel sebagai bahan analisis nilai dan diskusi, tentu dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peseta didik. Buku-buku yang ada di pasaran baik berupa fiksi sejarah, non fiksi, dan biografi dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber pembelajaran IPS sebagai suplemen yang memperkaya pembelajaran. 
Ø  Untuk menentukan buku-buku yang dapat digunakan pembelajaran IPS di kelas, ada beberapa kriteria sebagai berikut:
a.       Kaji terlebih dahulu apakah buku tersebut tepat / cocok untuk para siswa, artinya sesusikah dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik, bahasa mudah dipahami, temanya sudah dikenal oleh siswa.
b.      Kajilah dahulu apakah buku tersebut bermanfaat, artinya bermakna, menyenangkan untuk dibaca, mampu mengembangkan karakter anak, ada dialog, ada pengembangan imajinasi, dan tentu saja mengandung pesan nilai.Kajilah dahulu apakah buku tersebut mengandung informasi yang tepat, artinya isi informasi yang disajikan cukup akurat dan benar.Contoh : Buku Novel: Laskar Pelangi sebuahkarya Andrea Hirata yang pernah menjadi best seller di tanah air
c.       Kajilah dahulu apakah isi buku membawa misi yang berharga/bernilai, artinya isu mengandung pesan nilai yang dapat mempengaruhi karakter siswa lebih baik.
Apabila Anda sebagai guru telah memiliki buku sumber yang memenuhi kriteria di atas, maka Anda dapat menggunakan buku tersebut dengan berbagai cara, yakni:
(1)  sebagai bacaan bagi siswa
(2)  sebagai bacaan pengayaan untuk Anda sendiri sebagai guru
(3)  sebagai referensi bagi siswa
(4)  sebagai bahan utama untuk pembelajaran
(5)  sebagai bacaan yang relevan dengan mata pelajaran IPS.
Bahan Ajar Pengembangan Pendidikan IPS berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan belajar dan lingkungan keluarga asal siswa tersebut.  Peserta didik yang berada jauh dari pusat informasi dan lingkungan keluarga yang ada di perdesaan akan berbeda dari peserta didik yang ada di perkotaan yang serba tersedia berbagai sumber informasi dengan lingkungan keluarga yang lebih kondusif untuk belajar.
2.2 Pengembangan sumber belajar non tercetak 
Sumber belajar non tercetak dapat dianggap belum banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pembelajaran IPS di negara kita.  Diakui bahwa ketersediaan sumber belajar (media pembelajaran) di sekolah, khususnya di SD/MI sangat terbatas.  Sumber belajar non tercetak ini masih dianggap langka dan sulit memperolehnya.  Penggunaan sumber dan media pembelajaran berupa bacaan dan tulisan masih mendominasi proses pembelajaran IPS di kelas sedangkan sumber belajar non tercetak seperti videotape, gambar, film, dan media audiovisual lainnya masih belum banyak ditemui di dalam pembelajaran IPS.  Padahal, telah disadari bahwa pembelajaran IPS sangat terkait dengan kehidupan nyata, kehidupan sehari-hari masyarakat, bahkan lingkungan terdekat peserta didik Apabila dikaitkan dengan karakteristik peserta didik SD/MI, jelas bahwa mereka berada pada tingkat operasional konkrit, artinya mereka belum mampu berpikir atau berpikir konseptual.  Dalam hal ini, pembelajaran IPS di SD/MI sangat memerlukan sumber belajar yang konkrit, nyata, atau relaistik dan operasional,
Sumber pembelajaran non tercetak (nonprint materials) adalah materi pembelajaran yang tidak tertulis sehingga peserta didik tidak perlu banyak membaca tulisan, melainkan berupa gambar, film, dan video tape. Sumber pembelajaran non tercetak dapat dipelajari dengan cara melihatnya, mendengarkannya atau dengan cara melihat dan mendengar (audiovisual) dalam satu kesempatan secara bersamaan.
Jenis sumber belajar non tercetak yang paling efektif untuk pembelajaran di kelas IPS adalah “gambar”.  Mengapa gambar?  Karena jenis sumber belajar ini mampu memuat ribuan kata tanpa mengungkapkan dengan kata-kata. 
Sumber belajar non tercetak dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial Penggunaan sumber belajar ini terutama yang aktual (terkini) memiliki keunggulan lain, yakni sebagai media yang dapat menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi (minat dan antusiasme)  belajar.   Untuk pembelajaran yang bersifat afektif, misalnya, sumber belajar non tercetak berupa foto sangat ampuh (efektif) untuk menggetarkan aspek emosional, keyakinan, perasaan peserta didik.  Kompetensi afektif tidak mudah dicapai dengan pembelajaran yang hanya memanfaatkan kata-kata atau sumber belajar tercetak.Pemanfaatan gambar/foto merupakan alternatif dalam pembelajaran IPS dalam domain afektif.
ü  Sosiologis Antropologi
ü  Ekonomi
ü  Sejarah
ü  Geografi  Politik
ü  Psikologi 
2.3 Sumber Masyarakat ( Lingkungan )
Sumber belajar yang sejalan dengan pendekatan kontekstual adalah sumber belajar masyarakat.  Setiap masyarakat tanpa memperhatikan ukuran besar atau kecilnya masyarakat tersebut dapat bermanfaat bagi pembelajaran IPS.  Sumber belajar masyarakat ini dapat dimanfaatkan dengan cara membawa peserta didik mengunjungi setiap lingkungan masyarakat tersebut.  Ada dua jenis unsur masyarakat sebagai sumber belajar: (1) sumber perseorangan; dan (2) studi lapangan atau pariwisata.
a.  Sumber perseorangan (tokoh masyarakat)
Untuk memanfaatkan seseorang sebagai sumber belajar, guru perlu melakukan identifikasi dan seleksi terhadap objek dimana dan siapa yang dapat berguna bagi pembelajaran IPS.  Sebenarnya, tidka terlalu sulit bagi guru untuk menemukan tokoh masyarakat yang dapat dijadikan sumber belajar.  Apakah seorang penulis, kyai (tokoh agama), petugas kebersihan, penjaga kebun binatang, aktivis partai politik, pemain bola, dan sebagainya.  Satu hal yang perlu dimanfaatkan oleh guru terhadap sumber belajar tersebut adalah memanfaatkan sumber belajar tersebut secara optimal dan efektif.
Bagaimana para peserta didik dapat mengenal tentang Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Pejuang kaum Wanita, R.A. Kartini? Untuk menyelenggarakan pembelajaran menggunakan tokoh sebagai sumber belajar ini, guru dapat megundang sejarahwan atau para siswa yang dibawa mengunjungi tokoh sejarahwan tersebut.  Para siswa perlu dibekali dengan sejumlah pertanyaan sebagai panduan ketika mereka bertanya kepada Sejarahwan.  
b.  Studi lapangan atau pariwisata
Memanfaatkan sumber belajar oleh guru dalam pembelajaran IPS melalui studi lapangan atau pariwisata adalah mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan materi yang sednag dipelajari oleh para siswa.  Sejumlah tempat bersejarah, seperti musium, candi, mesjid bersejarah, bangunan, dan tempat-tempat peristiwa bersejarah lainnya dapat dimanfaatkan oleh guru bersama siswa. Berikut ini adalah tempat yang dapat dijadikan lokasi studi lapangan. 
ü  Candi Borobudur di jawa tengah.
Merupakan peninggalan kerajaan Budha yang tak ternilai sehingga situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar. 
ü  Istana Bogor di Jawa Barat.  
Salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda yang saat ini dimanfaatkan sebagai istana Presiden RI. Situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar. 

ü  Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.  
Salah satu simbol Kota Jakarta sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia. Situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar.dll
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dalam proses pembelajaran sangat penting, karena lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri. Lingkungan sebagai media dan sumber belajar adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran ( Musfiqon, 2012: 133). 
Hasil penelitian Permana (2006: 105) berdasarkan temuan di lapangan, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas dan perolehan hasil belajar dalam pembelajaran IPS, karena suatu kegiatan yang dapat memberikan kelengkapan pengetahuan bagi siswa adalah situasi lingkungan di mana tersedia kemungkinan yang tidak terbatas untuk dijadikan arena dalam mengarahkan aktivitas belajar siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan siswa yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, karena siswa bersentuhan langsung dengan lingkungan di mana ia tinggal.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS ini digunakan oleh peneliti dengan harapan hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin meningkat. Bukan hanya hasil belajar dari ranah kognitif akan tetapi dari ranah afektif dan psikomotornya. Tujuan lingkungan digunakan sebagai sumber belajar yaitu agar siswa diperkenalkan pada wawasan, kesadaran, dan kepedulian terhadap masalah lingkungan, karena hal ini merupakan modal dasar untuk bekal dalam rangka membangun kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara relevan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
Menurut Komalasari (2010: 108) sumber pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Menurut Edger Dale dalam Musfiqon (2012: 129) sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belajar. Sedangkan menurut Sudono dalam Astuti (2011: 12) sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun keterampilan kepada siswa maupun guru. adapun pengertian luasnya menurut Sudono yaitu sumber belajar adalah semua yang dapat memberikan masukan dan informasi maupun pengertian kepada anak yang hal - hal dapat memudahkan pembelajaran siswa.
Dalam Musfiqon (2012: 130) sumber belajar memiliki komponen yaitu: (1) Pesan, (2) Orang, (3) Media, (4) Peralatan, (5) Teknik, (6) Lingkungan. Komalasari (2010: 109) sumber belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) Sumber belajar yang dirancang, dan (2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Pratikno (2008: 56) untuk memilih dan menggunakan sumber belajar IPS hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Sumber belajar yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, (2) Materi dan sumber pengajaran yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3) Sumber dan materi pengajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan perbedaan kemampuan intelektual siswa, (4) Materi dan sumber pengajaran hendaknya selalu dievaluasi, (5) Pengembangan sumber belajar bergantung pada kemampuan guru.
Sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan sekali. Oleh karena itu, sumber yang digunakan dalam proses pembelajaran harus banyak dan bervariasi. Dalam pemilihan dan penggunaannya juga disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswanya. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru ketika proses pembelajaran. Namun, intinya sumber yang digunakan guru tidak membingungkan untuk siswanya ketika menerima pelajaran yang disampaikan guru.
Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran (Musfiqon, 2012).
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS sangat penting karena bertujuan untuk mengembangkan siswa agar memiliki pengertian dasar mengenai dunia sosial yang tepat berada di lingkungannya, akan lebih mengarahkan minat dan perhatian siswa untuk mengenali lingkungan yang berada di luar sekolah, dan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pencapaian dan hasilnya belajar lebih efektif.
Keuntungan memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar adalah sebagai berikut: (a) Menghemat biaya karena memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, (b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus, (c) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih konkrit dan tidak verbalistik, (d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, (e) Pelajaran lebih efektif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari, (f) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara ilmiah, (g) Lebih komunikatif sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya dicerna oleh siswa dibandingkan dengan media yang dikemas (desain).
2.4 Kriteria Pemilihan dan Penentuan Media dalam Pengajaran IPS
Sebelum membahas tentang kreteria pemilihan media akan diungkapkan secara ringkas tentang media pada umumnya. Media (tunggalnya medium) merupakan saluran yang dilalui pesan dalam suatu peristiwa komunikasi. Dalam pembelajaran, media memegang peranan sebagai alat yang diharapkan dapat mendorong belajar lebih efektif.
Yang tergolong dalam sarana untuk membantu pengajaran biasanya terbagi atas media komunikasi bahasa dan media komunikasi nan verbal. Yang termasuk kedalam media bahasa ialah bahasa lisan bahasa tulis, sedangkan yang tergolong kedalam yang non verbal misalnya : gambar, diagram, dll.
Pembagian media menurut perkembangannya adalah sebagai berikut :
a)      Media Pengajaran yang sifatnya umum dan masih pada tingkat tradisional, misalnya : papan tulis, buku-buku (baik buku teks, buku rujukan maupun majalah).
b)      Media yang sifatnya canggih, misalnya : media audio, media visual, ataupun audio-visual.
c)      Yang bersifat pembaharuan, misalnya : pengunaan mesin komputer
Masing - masing alat media mempunyai kelebihan dan kekurangannya, akan tetapi secara umum dapat pula kita menelaah beberapa kriteria yang dapat dijadikan pegangan dalam memilih media pengajaran. Hendaknya dalam pemilihan media yang dipilih dapat mendorong pencapaian tujuan pengajaran dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir dalam pembelajaran serta dapat memberikan pengembangan tingkat belajar bermakna untuk masing-masing siswa yang berbeda daya serapnya. Apabila terdapat media yang baru perlu direnungkan keuntungan dan kerugiannya. Mungkin media baru lebih unggul akan tetapi harganya lebih mahal, maka kita perlu mempertimbangkan penggunaan media yang kurang unggul tetapi lebih murah, lebih mudah dan cocok dengan saran yang telah ada.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan kreteria pemilihan media yang baik adalah sebagai berikut :
Ä  Dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Ä  Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Ä  Dapat melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda
Ä  Tidak memilih media hanya karena media tersebut baru, canggih dan atau populer
Ø  Alasan Penggunaan Media Pengajaran
û  Media memungkinkan kita dapat mencapai peristiwa yang langka dan sukar dicapai.
û  Media dapat lebih memungkinkan pengamatan
û  Dengan media penelitian tidak terhalang oleh waktu
Pengembangan Media Pengajaran IPS
Dalam pembuatan media pembelajaran IPS haruslah memperhatikan kelancaran proses mengajar supaya anak-anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Guru sendiri tentulah perlu mempersiapkan berbagai alat yang dapat dikerjakan. Sekarang ini mungkin sekolah telah mampu membeli kamera yang cukup baik, sehingga guru dapat merancang seteliti dan secermat mungkin pembuatan slide atau mungkin penggunaan Overhead Pojektor (OHP) dalam hal ini perlu penanganan yang baik agar persiapannya menjadi optimal, sehingga pemakaian biaya dapat seefesien dan sekreatf mungkin sehingga tidak terkesan seolah-olah hanya sebagai pengganti papan tulis biasa. Setidaknya pengembangan media pembelajaran IPS haruslah disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam penerimaan pembelajaran yang baik.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar