BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .
Para
mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran
IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak mengkaji dan memperdalam
pengembangan sumber belajar tercetak dan non tercetak yang dapat digunakan guru
dalam pembelajaran IPS. Uraian pada unit pengayaan ini akan lebih banyak
menyajikan contoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan sumber pembelajaran
IPS.
Kompetensi
yang diharapkan setelahAnda mempelajari materi ini, sbb.:
1. Mampu
mengembangkan sumber belajar IPS tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan pendekatan kontekstual.
2. Mampu
mengembangkan sumber belajar IPS non
tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
pendekatan kontekstual.
Pengembangan Sumber Belajar Tercetak Tentu Anda masih
ingat bahwa guru sebagai fasilitator pembelajaran perlu mengupayakan agar
proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Indikator pencapaian hasil belajar siswa
adalah tercapainya kompetensi dasar yang ada dalam standar isi. Bagaimana
mencapai hasil belajar yang baik? Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Salah satu faktor
tersebut adalah sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sumber
pembelajaran bukan jumlah materi yang dikuasai atau dimiliki oleh guru,
melainkan materi yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting kemampuan
guru dalam mengemas materi pembelajaran termasuk menyeleksi materi yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah .
1.
Apa
saja sumber pembelajaran tercetak?
2.
Apa
saja sumber pembelajaran non tercetak?
3.
Bagaimana
cara memilih sumber pembelajaran yang baik?
1.3 Tujuan Masalah .
a.
Agar
mengetahui sumber pembelajaran tercetak .
b.
Mengetahui sumber pembelajaran non tercetak .
c.
Mengetahui
cara memilih sumber pembelajaran yang baik .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Pembelajaran Tercetak
Utama
Buku Teks atau buku mata pelajaran
·
Jurnal
·
Peristiwa atau masalah terkini
·
Surat kabar
·
Majalah
·
Novel
Pengembangan
Pendidikan IPS Pada umumnya, guru IPS menggunakanbuku mata pelajaran untuk proses pembelajaran bahkan
banyak guru mengajar mengandalkan dengan berpegang pada buku mata pelajaran.
Dalam hal ini, buku teks dipandang sebagai sumber utama bahkan sebagai
satu-satunyasumberpembelajaran. Tentu tidak salah guru menggunakan buku teks
sebagai sumber pembelajaran utama bagi siswa.
Bahkan semua siswa memiliki buku teks tersebut. Ini sangat bagus apabila buku yang dijadikan
sumber utama tersebut berkualitas baik.
Artinya, buku tersebut dapat membelajarkan siswa, mendorong siswa mau
belajar, menarik perhatian, meningkatkan motivasi belajar, dan tentu saja dapat
memberikan tambahan pengetahuan, serta memperbaiki sikap dan meningkatkan
keterampilan. Buku teks mata pelajaran IPS yang digunakan saat ini di sekolah
dasar dapat diperoleh dengan cara mengunduh dari internet yang dinamakan buku
elektronik (electronicbooks). Buku yang
telah tersedia di internet adalah buku-buku yang telah lolos dan lulus
penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Artinya, buku - buku tersebut telah dianggap standar
sehingga bersifat legal untuk digunakan oleh guru dan siswa di sekolah. Meskipun demikian, guru berhak
memilih/menyeleksi buku yang tepat untuk para siswanya yang dapat digunakan
dalam pembelajaran IPS.
Penggunaan buku teks mata pelajaran dalam pembelajaran
IPS memiliki tujuan khusus pembelajaran, artinya tidak semua strategi dan
metode pembelajaran dalam IPS dapat menggunakan buku teks.
Ø Pengembangan
Pendidikan IPS digunakan, ketika:
1) guru
membelajarkan konsep atau topik tertentu yang memerlukan sumber atau rujukan
2) guru
memerlukan informasi tentang suatu materi
3) siswa
memerlukan informasi/penjelasan tambahan tentang suatu konsep
4) siswa
memerlukan kebenaran suatu konsep dalam diskusi, misalnya ada perdebatan karena
perbedaan pemahaman. Selain sumber belajar dalam bentuk teks buku mata
pelajaran.
Ø Ada
sejumlah sumber belajar tercetak ialah:
1) Terbitan
periodikal tentang kejadian, seperti surat kabar dan majalah baik yang berskala
lokal, nasional maupun internasional.
Sejumlah peristiwa termasuk kasus, kejadian kontroversial, dan dilematis
cukup banyak dalam sumber suplemen ini.
Sumber belajar ini sangat relevan dengan karakteristik IPS yang terkait
dengan kehidupan nyata dan terkini (aktual).
Peristiwa-peristiwa terkini tentu disesuaikan dengan konteks kehidupan
dan lingkungan peserta didik.Untuk kejadian atau kasus yang bersifat lokal akan
berbeda-beda tergantung di mana peserta didik dan lingkungan sekolah itu
berada.
2) Buku - buku
yang sedang ada di pasaran, yang relevan dengan IPS dapat dijadikan sumber
pembelajaran, seperti “Laskar Pelangi”, sebuah novel karya Andrea Hirata yang
pernah menjadi best seller di tanah air bahkan pernah diangkat ke layar
lebar. Buku novel ini dapat dijadikan
salah satu sumber belajar tercetak dalam kelas IPS. Guru dapat membelajarkan
cerita yang ada dalam novel sebagai bahan analisis nilai dan diskusi, tentu
dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peseta
didik. Buku-buku yang ada di pasaran baik berupa fiksi sejarah, non fiksi, dan
biografi dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber pembelajaran IPS sebagai
suplemen yang memperkaya pembelajaran.
Ø Untuk
menentukan buku-buku yang dapat digunakan pembelajaran IPS di kelas, ada
beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Kaji
terlebih dahulu apakah buku tersebut tepat / cocok untuk para siswa, artinya
sesusikah dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik, bahasa mudah
dipahami, temanya sudah dikenal oleh siswa.
b. Kajilah
dahulu apakah buku tersebut bermanfaat, artinya bermakna, menyenangkan untuk
dibaca, mampu mengembangkan karakter anak, ada dialog, ada pengembangan
imajinasi, dan tentu saja mengandung pesan nilai.Kajilah dahulu apakah buku
tersebut mengandung informasi yang tepat, artinya isi informasi yang disajikan
cukup akurat dan benar.Contoh : Buku Novel: Laskar Pelangi sebuahkarya Andrea
Hirata yang pernah menjadi best seller di tanah air
c. Kajilah
dahulu apakah isi buku membawa misi yang berharga/bernilai, artinya isu
mengandung pesan nilai yang dapat mempengaruhi karakter siswa lebih baik.
Apabila
Anda sebagai guru telah memiliki buku sumber yang memenuhi kriteria di atas,
maka Anda dapat menggunakan buku tersebut dengan berbagai cara, yakni:
(1)
sebagai
bacaan bagi siswa
(2)
sebagai
bacaan pengayaan untuk Anda sendiri sebagai guru
(3) sebagai referensi bagi siswa
(4) sebagai bahan utama untuk pembelajaran
(5)
sebagai
bacaan yang relevan dengan mata pelajaran IPS.
Bahan
Ajar Pengembangan Pendidikan IPS berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
lingkungan belajar dan lingkungan keluarga asal siswa tersebut. Peserta didik yang berada jauh dari pusat
informasi dan lingkungan keluarga yang ada di perdesaan akan berbeda dari
peserta didik yang ada di perkotaan yang serba tersedia berbagai sumber
informasi dengan lingkungan keluarga yang lebih kondusif untuk belajar.
2.2 Pengembangan sumber belajar non tercetak
Sumber
belajar non tercetak dapat dianggap belum banyak dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran di kelas, khususnya dalam pembelajaran IPS di negara kita. Diakui bahwa ketersediaan sumber belajar
(media pembelajaran) di sekolah, khususnya di SD/MI sangat terbatas. Sumber belajar non tercetak ini masih
dianggap langka dan sulit memperolehnya.
Penggunaan sumber dan media pembelajaran berupa bacaan dan tulisan masih
mendominasi proses pembelajaran IPS di kelas sedangkan sumber belajar non
tercetak seperti videotape, gambar, film, dan media audiovisual lainnya masih
belum banyak ditemui di dalam pembelajaran IPS.
Padahal, telah disadari bahwa pembelajaran IPS sangat terkait dengan
kehidupan nyata, kehidupan sehari-hari masyarakat, bahkan lingkungan terdekat
peserta didik Apabila dikaitkan dengan karakteristik peserta didik SD/MI, jelas
bahwa mereka berada pada tingkat operasional konkrit, artinya mereka belum
mampu berpikir atau berpikir konseptual.
Dalam hal ini, pembelajaran IPS di SD/MI sangat memerlukan sumber
belajar yang konkrit, nyata, atau relaistik dan operasional,
Sumber
pembelajaran non tercetak (nonprint materials) adalah materi pembelajaran yang
tidak tertulis sehingga peserta didik tidak perlu banyak membaca tulisan,
melainkan berupa gambar, film, dan video tape. Sumber pembelajaran non tercetak
dapat dipelajari dengan cara melihatnya, mendengarkannya atau dengan cara
melihat dan mendengar (audiovisual) dalam satu kesempatan secara bersamaan.
Jenis
sumber belajar non tercetak yang paling efektif untuk pembelajaran di kelas IPS
adalah “gambar”. Mengapa gambar? Karena jenis sumber belajar ini mampu memuat
ribuan kata tanpa mengungkapkan dengan kata-kata.
Sumber belajar non tercetak dapat dikaji dari berbagai
disiplin ilmu sosial Penggunaan sumber belajar ini terutama yang aktual
(terkini) memiliki keunggulan lain, yakni sebagai media yang dapat menarik
perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi (minat dan
antusiasme) belajar. Untuk pembelajaran yang
bersifat afektif, misalnya, sumber belajar non tercetak berupa foto sangat
ampuh (efektif) untuk menggetarkan aspek emosional, keyakinan, perasaan peserta
didik. Kompetensi afektif tidak mudah
dicapai dengan pembelajaran yang hanya memanfaatkan kata-kata atau sumber
belajar tercetak.Pemanfaatan gambar/foto merupakan alternatif dalam
pembelajaran IPS dalam domain afektif.
ü Sosiologis
Antropologi
ü Ekonomi
ü Sejarah
ü Geografi Politik
ü Psikologi
2.3 Sumber Masyarakat ( Lingkungan )
Sumber
belajar yang sejalan dengan pendekatan kontekstual adalah sumber belajar
masyarakat. Setiap masyarakat tanpa memperhatikan
ukuran besar atau kecilnya masyarakat tersebut dapat bermanfaat bagi
pembelajaran IPS. Sumber belajar
masyarakat ini dapat dimanfaatkan dengan cara membawa peserta didik mengunjungi
setiap lingkungan masyarakat tersebut.
Ada dua jenis unsur masyarakat sebagai sumber belajar: (1) sumber
perseorangan; dan (2) studi lapangan atau pariwisata.
a. Sumber perseorangan (tokoh masyarakat)
Untuk
memanfaatkan seseorang sebagai sumber belajar, guru perlu melakukan
identifikasi dan seleksi terhadap objek dimana dan siapa yang dapat berguna
bagi pembelajaran IPS. Sebenarnya, tidka
terlalu sulit bagi guru untuk menemukan tokoh masyarakat yang dapat dijadikan
sumber belajar. Apakah seorang penulis,
kyai (tokoh agama), petugas kebersihan, penjaga kebun binatang, aktivis partai
politik, pemain bola, dan sebagainya.
Satu hal yang perlu dimanfaatkan oleh guru terhadap sumber belajar
tersebut adalah memanfaatkan sumber belajar tersebut secara optimal dan
efektif.
Bagaimana
para peserta didik dapat mengenal tentang Pahlawan Pendidikan Ki Hajar
Dewantara dan Pejuang kaum Wanita, R.A. Kartini? Untuk menyelenggarakan
pembelajaran menggunakan tokoh sebagai sumber belajar ini, guru dapat megundang
sejarahwan atau para siswa yang dibawa mengunjungi tokoh sejarahwan
tersebut. Para siswa perlu dibekali
dengan sejumlah pertanyaan sebagai panduan ketika mereka bertanya kepada
Sejarahwan.
b. Studi lapangan atau pariwisata
Memanfaatkan
sumber belajar oleh guru dalam pembelajaran IPS melalui studi lapangan atau
pariwisata adalah mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan materi yang
sednag dipelajari oleh para siswa.
Sejumlah tempat bersejarah, seperti musium, candi, mesjid bersejarah,
bangunan, dan tempat-tempat peristiwa bersejarah lainnya dapat dimanfaatkan
oleh guru bersama siswa. Berikut ini adalah tempat yang dapat dijadikan lokasi
studi lapangan.
ü Candi Borobudur di jawa tengah.
Merupakan peninggalan kerajaan Budha yang tak
ternilai sehingga situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang
sekaligus sebagai sumber belajar.
ü Istana
Bogor di Jawa Barat.
Salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda
yang saat ini dimanfaatkan sebagai istana Presiden RI. Situs ini dapat
dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar.
ü Monumen
Nasional (Monas) di Jakarta.
Salah satu simbol Kota Jakarta sebagai ibu kota
Negara Republik Indonesia. Situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi
lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar.dll
Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar IPS dalam proses pembelajaran sangat penting,
karena lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya dengan pengetahuan
dan pengalaman siswa itu sendiri. Lingkungan sebagai media dan sumber belajar
adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun
nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan
kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja
digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran (
Musfiqon, 2012: 133).
Hasil penelitian Permana (2006: 105)
berdasarkan temuan di lapangan, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran
dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan
kualitas dan perolehan hasil belajar dalam pembelajaran IPS, karena suatu
kegiatan yang dapat memberikan kelengkapan pengetahuan bagi siswa adalah
situasi lingkungan di mana tersedia kemungkinan yang tidak terbatas untuk
dijadikan arena dalam mengarahkan aktivitas belajar siswa. Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan siswa yang peduli terhadap
lingkungan sekitarnya, karena siswa bersentuhan langsung dengan lingkungan di
mana ia tinggal.
Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar IPS ini digunakan oleh peneliti dengan
harapan hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin meningkat. Bukan hanya
hasil belajar dari ranah kognitif akan tetapi dari ranah afektif dan
psikomotornya. Tujuan lingkungan digunakan sebagai sumber belajar yaitu agar
siswa diperkenalkan pada wawasan, kesadaran, dan kepedulian terhadap masalah
lingkungan, karena hal ini merupakan modal dasar untuk bekal dalam rangka
membangun kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara relevan dalam mengatasi
masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
Menurut Komalasari (2010: 108) sumber
pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar
mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran. Menurut Edger Dale dalam Musfiqon (2012: 129) sumber belajar
adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas
kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat menimbulkan
peristiwa belajar. Sedangkan menurut Sudono dalam Astuti (2011: 12) sumber
belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan
informasi maupun keterampilan kepada siswa maupun guru. adapun pengertian
luasnya menurut Sudono yaitu sumber belajar adalah semua yang dapat memberikan
masukan dan informasi maupun pengertian kepada anak yang hal - hal dapat
memudahkan pembelajaran siswa.
Dalam
Musfiqon (2012: 130) sumber belajar memiliki komponen yaitu: (1) Pesan, (2)
Orang, (3) Media, (4) Peralatan, (5) Teknik, (6) Lingkungan. Komalasari (2010:
109) sumber belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) Sumber belajar yang
dirancang, dan (2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan.
Pratikno (2008: 56) untuk memilih dan menggunakan sumber belajar IPS hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Sumber belajar yang digunakan harus
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, (2) Materi dan sumber pengajaran yang
diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3) Sumber dan materi
pengajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan perbedaan kemampuan
intelektual siswa, (4) Materi dan sumber pengajaran hendaknya selalu
dievaluasi, (5) Pengembangan sumber belajar bergantung pada kemampuan guru.
Sumber
belajar dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan sekali. Oleh karena itu,
sumber yang digunakan dalam proses pembelajaran harus banyak dan bervariasi.
Dalam pemilihan dan penggunaannya juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan siswanya. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru
ketika proses pembelajaran. Namun, intinya sumber yang digunakan guru tidak
membingungkan untuk siswanya ketika menerima pelajaran yang disampaikan guru.
Lingkungan
sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru
baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan
pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap
lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut
sebagai media pembelajaran (Musfiqon, 2012).
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran IPS sangat penting karena bertujuan untuk
mengembangkan siswa agar memiliki pengertian dasar mengenai dunia sosial yang
tepat berada di lingkungannya, akan lebih mengarahkan minat dan perhatian siswa
untuk mengenali lingkungan yang berada di luar sekolah, dan dengan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar pencapaian dan hasilnya belajar lebih
efektif.
Keuntungan memanfaatkan lingkungan sebagai
media dan sumber belajar adalah sebagai berikut: (a) Menghemat biaya karena
memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, (b) Praktis dan mudah
dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus, (c) Memberikan pengalaman yang
riil kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih konkrit dan tidak verbalistik,
(d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa maka benda-benda
tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, (e) Pelajaran
lebih efektif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media
lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa
akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya
sehari-hari, (f) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan
media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi
atau peristiwa sesungguhnya secara ilmiah, (g) Lebih komunikatif sebab benda
dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya dicerna oleh siswa
dibandingkan dengan media yang dikemas (desain).
2.4 Kriteria Pemilihan dan Penentuan Media dalam Pengajaran IPS
Sebelum
membahas tentang kreteria pemilihan media akan diungkapkan secara ringkas
tentang media pada umumnya. Media (tunggalnya medium) merupakan saluran yang
dilalui pesan dalam suatu peristiwa komunikasi. Dalam pembelajaran, media
memegang peranan sebagai alat yang diharapkan dapat mendorong belajar lebih
efektif.
Yang
tergolong dalam sarana untuk membantu pengajaran biasanya terbagi atas media
komunikasi bahasa dan media komunikasi nan verbal. Yang termasuk kedalam media
bahasa ialah bahasa lisan bahasa tulis, sedangkan yang tergolong kedalam yang
non verbal misalnya : gambar, diagram, dll.
Pembagian
media menurut perkembangannya adalah sebagai berikut :
a) Media
Pengajaran yang sifatnya umum dan masih pada tingkat tradisional, misalnya :
papan tulis, buku-buku (baik buku teks, buku rujukan maupun majalah).
b) Media
yang sifatnya canggih, misalnya : media audio, media visual, ataupun
audio-visual.
c) Yang
bersifat pembaharuan, misalnya : pengunaan mesin komputer
Masing - masing
alat media mempunyai kelebihan dan kekurangannya, akan tetapi secara umum dapat
pula kita menelaah beberapa kriteria yang dapat dijadikan pegangan dalam
memilih media pengajaran. Hendaknya dalam pemilihan media yang dipilih dapat
mendorong pencapaian tujuan pengajaran dan dapat meningkatkan kemampuan
berfikir dalam pembelajaran serta dapat memberikan pengembangan tingkat belajar
bermakna untuk masing-masing siswa yang berbeda daya serapnya. Apabila terdapat
media yang baru perlu direnungkan keuntungan dan kerugiannya. Mungkin media
baru lebih unggul akan tetapi harganya lebih mahal, maka kita perlu
mempertimbangkan penggunaan media yang kurang unggul tetapi lebih murah, lebih
mudah dan cocok dengan saran yang telah ada.
Dari uraian
di atas dapat dikemukakan kreteria pemilihan media yang baik adalah sebagai
berikut :
Ä Dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Ä Dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Ä Dapat
melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda
Ä Tidak
memilih media hanya karena media tersebut baru, canggih dan atau populer
Ø Alasan
Penggunaan Media Pengajaran
û Media
memungkinkan kita dapat mencapai peristiwa yang langka dan sukar dicapai.
û Media
dapat lebih memungkinkan pengamatan
û Dengan
media penelitian tidak terhalang oleh waktu
Pengembangan Media Pengajaran
IPS
Dalam
pembuatan media pembelajaran IPS haruslah memperhatikan kelancaran proses
mengajar supaya anak-anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Guru sendiri tentulah
perlu mempersiapkan berbagai alat yang dapat dikerjakan. Sekarang ini mungkin
sekolah telah mampu membeli kamera yang cukup baik, sehingga guru dapat
merancang seteliti dan secermat mungkin pembuatan slide atau mungkin penggunaan
Overhead Pojektor (OHP) dalam hal ini perlu penanganan yang
baik agar persiapannya menjadi optimal, sehingga pemakaian biaya dapat
seefesien dan sekreatf mungkin sehingga tidak terkesan seolah-olah hanya
sebagai pengganti papan tulis biasa. Setidaknya pengembangan media pembelajaran
IPS haruslah disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam penerimaan pembelajaran
yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar