Jumat, 11 Juli 2014

SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .
Para mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit  Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak mengkaji dan memperdalam pengembangan sumber belajar tercetak dan non tercetak yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPS. Uraian pada unit pengayaan ini akan lebih banyak menyajikan contoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan sumber pembelajaran IPS.
Kompetensi yang diharapkan setelahAnda mempelajari materi ini, sbb.:
1.      Mampu mengembangkan sumber belajar IPS tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pendekatan kontekstual.
2.      Mampu mengembangkan sumber belajar IPS  non tercetak untuk sekolah dasar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan pendekatan kontekstual.   
Pengembangan  Sumber Belajar Tercetak Tentu Anda masih ingat bahwa guru sebagai fasilitator pembelajaran perlu mengupayakan agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.  Indikator pencapaian hasil belajar siswa adalah tercapainya kompetensi dasar yang ada dalam standar isi. Bagaimana mencapai hasil belajar yang baik?  Banyak faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar  peserta didik.  Salah satu faktor tersebut adalah sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sumber pembelajaran bukan jumlah materi yang dikuasai atau dimiliki oleh guru, melainkan materi yang digunakan dalam pembelajaran.  Oleh karena itu, sangat penting kemampuan guru dalam mengemas materi pembelajaran termasuk menyeleksi materi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.


1.2 Rumusan Masalah .
1.      Apa saja sumber pembelajaran tercetak?
2.      Apa saja sumber pembelajaran non tercetak?
3.      Bagaimana cara memilih sumber pembelajaran yang baik?
1.3 Tujuan Masalah .
a.       Agar mengetahui sumber pembelajaran tercetak .
b.      Mengetahui sumber pembelajaran non tercetak .
c.       Mengetahui cara memilih sumber pembelajaran yang baik .


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sumber Pembelajaran Tercetak
Utama Buku Teks atau buku mata pelajaran
·         Jurnal
·         Peristiwa atau masalah terkini
·         Surat kabar
·         Majalah
·         Novel
Pengembangan Pendidikan IPS Pada umumnya, guru IPS menggunakanbuku mata  pelajaran untuk proses pembelajaran bahkan banyak guru mengajar mengandalkan dengan berpegang pada buku mata pelajaran. Dalam hal ini, buku teks dipandang sebagai sumber utama bahkan sebagai satu-satunyasumberpembelajaran. Tentu tidak salah guru menggunakan buku teks sebagai sumber pembelajaran utama bagi siswa.   Bahkan semua siswa memiliki buku teks tersebut.  Ini sangat bagus apabila buku yang dijadikan sumber utama tersebut berkualitas baik.   Artinya, buku tersebut dapat membelajarkan siswa, mendorong siswa mau belajar, menarik perhatian, meningkatkan motivasi belajar, dan tentu saja dapat memberikan tambahan pengetahuan, serta memperbaiki sikap dan meningkatkan keterampilan. Buku teks mata pelajaran IPS yang digunakan saat ini di sekolah dasar dapat diperoleh dengan cara mengunduh dari internet yang dinamakan buku elektronik (electronicbooks).  Buku yang telah tersedia di internet adalah buku-buku yang telah lolos dan lulus penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).  Artinya, buku - buku tersebut telah dianggap standar sehingga bersifat legal untuk digunakan oleh guru dan siswa di sekolah.  Meskipun demikian, guru berhak memilih/menyeleksi buku yang tepat untuk para siswanya yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS.
Penggunaan buku teks mata pelajaran dalam pembelajaran IPS memiliki tujuan khusus pembelajaran, artinya tidak semua strategi dan metode pembelajaran dalam IPS dapat menggunakan buku teks. 
Ø  Pengembangan Pendidikan IPS digunakan, ketika:
1)      guru membelajarkan konsep atau topik tertentu yang memerlukan sumber atau rujukan
2)      guru memerlukan informasi tentang suatu materi
3)      siswa memerlukan informasi/penjelasan tambahan tentang suatu konsep
4)      siswa memerlukan kebenaran suatu konsep dalam diskusi, misalnya ada perdebatan karena perbedaan pemahaman. Selain sumber belajar dalam bentuk teks buku mata pelajaran.
Ø  Ada sejumlah sumber belajar tercetak  ialah: 
1)      Terbitan periodikal tentang kejadian, seperti surat kabar dan majalah baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional.  Sejumlah peristiwa termasuk kasus, kejadian kontroversial, dan dilematis cukup banyak dalam sumber suplemen ini.  Sumber belajar ini sangat relevan dengan karakteristik IPS yang terkait dengan kehidupan nyata dan terkini (aktual).  Peristiwa-peristiwa terkini tentu disesuaikan dengan konteks kehidupan dan lingkungan peserta didik.Untuk kejadian atau kasus yang bersifat lokal akan berbeda-beda tergantung di mana peserta didik dan lingkungan sekolah itu berada.
2)      Buku - buku yang sedang ada di pasaran, yang relevan dengan IPS dapat dijadikan sumber pembelajaran, seperti “Laskar Pelangi”, sebuah novel karya Andrea Hirata yang pernah menjadi best seller di tanah air bahkan pernah diangkat ke layar lebar.  Buku novel ini dapat dijadikan salah satu sumber belajar tercetak dalam kelas IPS. Guru dapat membelajarkan cerita yang ada dalam novel sebagai bahan analisis nilai dan diskusi, tentu dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peseta didik. Buku-buku yang ada di pasaran baik berupa fiksi sejarah, non fiksi, dan biografi dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber pembelajaran IPS sebagai suplemen yang memperkaya pembelajaran. 
Ø  Untuk menentukan buku-buku yang dapat digunakan pembelajaran IPS di kelas, ada beberapa kriteria sebagai berikut:
a.       Kaji terlebih dahulu apakah buku tersebut tepat / cocok untuk para siswa, artinya sesusikah dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik, bahasa mudah dipahami, temanya sudah dikenal oleh siswa.
b.      Kajilah dahulu apakah buku tersebut bermanfaat, artinya bermakna, menyenangkan untuk dibaca, mampu mengembangkan karakter anak, ada dialog, ada pengembangan imajinasi, dan tentu saja mengandung pesan nilai.Kajilah dahulu apakah buku tersebut mengandung informasi yang tepat, artinya isi informasi yang disajikan cukup akurat dan benar.Contoh : Buku Novel: Laskar Pelangi sebuahkarya Andrea Hirata yang pernah menjadi best seller di tanah air
c.       Kajilah dahulu apakah isi buku membawa misi yang berharga/bernilai, artinya isu mengandung pesan nilai yang dapat mempengaruhi karakter siswa lebih baik.
Apabila Anda sebagai guru telah memiliki buku sumber yang memenuhi kriteria di atas, maka Anda dapat menggunakan buku tersebut dengan berbagai cara, yakni:
(1)  sebagai bacaan bagi siswa
(2)  sebagai bacaan pengayaan untuk Anda sendiri sebagai guru
(3)  sebagai referensi bagi siswa
(4)  sebagai bahan utama untuk pembelajaran
(5)  sebagai bacaan yang relevan dengan mata pelajaran IPS.
Bahan Ajar Pengembangan Pendidikan IPS berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan belajar dan lingkungan keluarga asal siswa tersebut.  Peserta didik yang berada jauh dari pusat informasi dan lingkungan keluarga yang ada di perdesaan akan berbeda dari peserta didik yang ada di perkotaan yang serba tersedia berbagai sumber informasi dengan lingkungan keluarga yang lebih kondusif untuk belajar.
2.2 Pengembangan sumber belajar non tercetak 
Sumber belajar non tercetak dapat dianggap belum banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pembelajaran IPS di negara kita.  Diakui bahwa ketersediaan sumber belajar (media pembelajaran) di sekolah, khususnya di SD/MI sangat terbatas.  Sumber belajar non tercetak ini masih dianggap langka dan sulit memperolehnya.  Penggunaan sumber dan media pembelajaran berupa bacaan dan tulisan masih mendominasi proses pembelajaran IPS di kelas sedangkan sumber belajar non tercetak seperti videotape, gambar, film, dan media audiovisual lainnya masih belum banyak ditemui di dalam pembelajaran IPS.  Padahal, telah disadari bahwa pembelajaran IPS sangat terkait dengan kehidupan nyata, kehidupan sehari-hari masyarakat, bahkan lingkungan terdekat peserta didik Apabila dikaitkan dengan karakteristik peserta didik SD/MI, jelas bahwa mereka berada pada tingkat operasional konkrit, artinya mereka belum mampu berpikir atau berpikir konseptual.  Dalam hal ini, pembelajaran IPS di SD/MI sangat memerlukan sumber belajar yang konkrit, nyata, atau relaistik dan operasional,
Sumber pembelajaran non tercetak (nonprint materials) adalah materi pembelajaran yang tidak tertulis sehingga peserta didik tidak perlu banyak membaca tulisan, melainkan berupa gambar, film, dan video tape. Sumber pembelajaran non tercetak dapat dipelajari dengan cara melihatnya, mendengarkannya atau dengan cara melihat dan mendengar (audiovisual) dalam satu kesempatan secara bersamaan.
Jenis sumber belajar non tercetak yang paling efektif untuk pembelajaran di kelas IPS adalah “gambar”.  Mengapa gambar?  Karena jenis sumber belajar ini mampu memuat ribuan kata tanpa mengungkapkan dengan kata-kata. 
Sumber belajar non tercetak dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial Penggunaan sumber belajar ini terutama yang aktual (terkini) memiliki keunggulan lain, yakni sebagai media yang dapat menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi (minat dan antusiasme)  belajar.   Untuk pembelajaran yang bersifat afektif, misalnya, sumber belajar non tercetak berupa foto sangat ampuh (efektif) untuk menggetarkan aspek emosional, keyakinan, perasaan peserta didik.  Kompetensi afektif tidak mudah dicapai dengan pembelajaran yang hanya memanfaatkan kata-kata atau sumber belajar tercetak.Pemanfaatan gambar/foto merupakan alternatif dalam pembelajaran IPS dalam domain afektif.
ü  Sosiologis Antropologi
ü  Ekonomi
ü  Sejarah
ü  Geografi  Politik
ü  Psikologi 
2.3 Sumber Masyarakat ( Lingkungan )
Sumber belajar yang sejalan dengan pendekatan kontekstual adalah sumber belajar masyarakat.  Setiap masyarakat tanpa memperhatikan ukuran besar atau kecilnya masyarakat tersebut dapat bermanfaat bagi pembelajaran IPS.  Sumber belajar masyarakat ini dapat dimanfaatkan dengan cara membawa peserta didik mengunjungi setiap lingkungan masyarakat tersebut.  Ada dua jenis unsur masyarakat sebagai sumber belajar: (1) sumber perseorangan; dan (2) studi lapangan atau pariwisata.
a.  Sumber perseorangan (tokoh masyarakat)
Untuk memanfaatkan seseorang sebagai sumber belajar, guru perlu melakukan identifikasi dan seleksi terhadap objek dimana dan siapa yang dapat berguna bagi pembelajaran IPS.  Sebenarnya, tidka terlalu sulit bagi guru untuk menemukan tokoh masyarakat yang dapat dijadikan sumber belajar.  Apakah seorang penulis, kyai (tokoh agama), petugas kebersihan, penjaga kebun binatang, aktivis partai politik, pemain bola, dan sebagainya.  Satu hal yang perlu dimanfaatkan oleh guru terhadap sumber belajar tersebut adalah memanfaatkan sumber belajar tersebut secara optimal dan efektif.
Bagaimana para peserta didik dapat mengenal tentang Pahlawan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Pejuang kaum Wanita, R.A. Kartini? Untuk menyelenggarakan pembelajaran menggunakan tokoh sebagai sumber belajar ini, guru dapat megundang sejarahwan atau para siswa yang dibawa mengunjungi tokoh sejarahwan tersebut.  Para siswa perlu dibekali dengan sejumlah pertanyaan sebagai panduan ketika mereka bertanya kepada Sejarahwan.  
b.  Studi lapangan atau pariwisata
Memanfaatkan sumber belajar oleh guru dalam pembelajaran IPS melalui studi lapangan atau pariwisata adalah mengunjungi tempat-tempat yang sesuai dengan materi yang sednag dipelajari oleh para siswa.  Sejumlah tempat bersejarah, seperti musium, candi, mesjid bersejarah, bangunan, dan tempat-tempat peristiwa bersejarah lainnya dapat dimanfaatkan oleh guru bersama siswa. Berikut ini adalah tempat yang dapat dijadikan lokasi studi lapangan. 
ü  Candi Borobudur di jawa tengah.
Merupakan peninggalan kerajaan Budha yang tak ternilai sehingga situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar. 
ü  Istana Bogor di Jawa Barat.  
Salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda yang saat ini dimanfaatkan sebagai istana Presiden RI. Situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar. 

ü  Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.  
Salah satu simbol Kota Jakarta sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia. Situs ini dapat dijadikan sebagai tujuan studi lapangan yang sekaligus sebagai sumber belajar.dll
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dalam proses pembelajaran sangat penting, karena lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri. Lingkungan sebagai media dan sumber belajar adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran ( Musfiqon, 2012: 133). 
Hasil penelitian Permana (2006: 105) berdasarkan temuan di lapangan, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas dan perolehan hasil belajar dalam pembelajaran IPS, karena suatu kegiatan yang dapat memberikan kelengkapan pengetahuan bagi siswa adalah situasi lingkungan di mana tersedia kemungkinan yang tidak terbatas untuk dijadikan arena dalam mengarahkan aktivitas belajar siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan siswa yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, karena siswa bersentuhan langsung dengan lingkungan di mana ia tinggal.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS ini digunakan oleh peneliti dengan harapan hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin meningkat. Bukan hanya hasil belajar dari ranah kognitif akan tetapi dari ranah afektif dan psikomotornya. Tujuan lingkungan digunakan sebagai sumber belajar yaitu agar siswa diperkenalkan pada wawasan, kesadaran, dan kepedulian terhadap masalah lingkungan, karena hal ini merupakan modal dasar untuk bekal dalam rangka membangun kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara relevan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
Menurut Komalasari (2010: 108) sumber pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Menurut Edger Dale dalam Musfiqon (2012: 129) sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belajar. Sedangkan menurut Sudono dalam Astuti (2011: 12) sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun keterampilan kepada siswa maupun guru. adapun pengertian luasnya menurut Sudono yaitu sumber belajar adalah semua yang dapat memberikan masukan dan informasi maupun pengertian kepada anak yang hal - hal dapat memudahkan pembelajaran siswa.
Dalam Musfiqon (2012: 130) sumber belajar memiliki komponen yaitu: (1) Pesan, (2) Orang, (3) Media, (4) Peralatan, (5) Teknik, (6) Lingkungan. Komalasari (2010: 109) sumber belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) Sumber belajar yang dirancang, dan (2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Pratikno (2008: 56) untuk memilih dan menggunakan sumber belajar IPS hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Sumber belajar yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, (2) Materi dan sumber pengajaran yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3) Sumber dan materi pengajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan perbedaan kemampuan intelektual siswa, (4) Materi dan sumber pengajaran hendaknya selalu dievaluasi, (5) Pengembangan sumber belajar bergantung pada kemampuan guru.
Sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan sekali. Oleh karena itu, sumber yang digunakan dalam proses pembelajaran harus banyak dan bervariasi. Dalam pemilihan dan penggunaannya juga disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswanya. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru ketika proses pembelajaran. Namun, intinya sumber yang digunakan guru tidak membingungkan untuk siswanya ketika menerima pelajaran yang disampaikan guru.
Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran (Musfiqon, 2012).
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS sangat penting karena bertujuan untuk mengembangkan siswa agar memiliki pengertian dasar mengenai dunia sosial yang tepat berada di lingkungannya, akan lebih mengarahkan minat dan perhatian siswa untuk mengenali lingkungan yang berada di luar sekolah, dan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pencapaian dan hasilnya belajar lebih efektif.
Keuntungan memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar adalah sebagai berikut: (a) Menghemat biaya karena memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, (b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus, (c) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih konkrit dan tidak verbalistik, (d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, (e) Pelajaran lebih efektif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari, (f) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara ilmiah, (g) Lebih komunikatif sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya dicerna oleh siswa dibandingkan dengan media yang dikemas (desain).
2.4 Kriteria Pemilihan dan Penentuan Media dalam Pengajaran IPS
Sebelum membahas tentang kreteria pemilihan media akan diungkapkan secara ringkas tentang media pada umumnya. Media (tunggalnya medium) merupakan saluran yang dilalui pesan dalam suatu peristiwa komunikasi. Dalam pembelajaran, media memegang peranan sebagai alat yang diharapkan dapat mendorong belajar lebih efektif.
Yang tergolong dalam sarana untuk membantu pengajaran biasanya terbagi atas media komunikasi bahasa dan media komunikasi nan verbal. Yang termasuk kedalam media bahasa ialah bahasa lisan bahasa tulis, sedangkan yang tergolong kedalam yang non verbal misalnya : gambar, diagram, dll.
Pembagian media menurut perkembangannya adalah sebagai berikut :
a)      Media Pengajaran yang sifatnya umum dan masih pada tingkat tradisional, misalnya : papan tulis, buku-buku (baik buku teks, buku rujukan maupun majalah).
b)      Media yang sifatnya canggih, misalnya : media audio, media visual, ataupun audio-visual.
c)      Yang bersifat pembaharuan, misalnya : pengunaan mesin komputer
Masing - masing alat media mempunyai kelebihan dan kekurangannya, akan tetapi secara umum dapat pula kita menelaah beberapa kriteria yang dapat dijadikan pegangan dalam memilih media pengajaran. Hendaknya dalam pemilihan media yang dipilih dapat mendorong pencapaian tujuan pengajaran dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir dalam pembelajaran serta dapat memberikan pengembangan tingkat belajar bermakna untuk masing-masing siswa yang berbeda daya serapnya. Apabila terdapat media yang baru perlu direnungkan keuntungan dan kerugiannya. Mungkin media baru lebih unggul akan tetapi harganya lebih mahal, maka kita perlu mempertimbangkan penggunaan media yang kurang unggul tetapi lebih murah, lebih mudah dan cocok dengan saran yang telah ada.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan kreteria pemilihan media yang baik adalah sebagai berikut :
Ä  Dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Ä  Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Ä  Dapat melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda
Ä  Tidak memilih media hanya karena media tersebut baru, canggih dan atau populer
Ø  Alasan Penggunaan Media Pengajaran
û  Media memungkinkan kita dapat mencapai peristiwa yang langka dan sukar dicapai.
û  Media dapat lebih memungkinkan pengamatan
û  Dengan media penelitian tidak terhalang oleh waktu
Pengembangan Media Pengajaran IPS
Dalam pembuatan media pembelajaran IPS haruslah memperhatikan kelancaran proses mengajar supaya anak-anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Guru sendiri tentulah perlu mempersiapkan berbagai alat yang dapat dikerjakan. Sekarang ini mungkin sekolah telah mampu membeli kamera yang cukup baik, sehingga guru dapat merancang seteliti dan secermat mungkin pembuatan slide atau mungkin penggunaan Overhead Pojektor (OHP) dalam hal ini perlu penanganan yang baik agar persiapannya menjadi optimal, sehingga pemakaian biaya dapat seefesien dan sekreatf mungkin sehingga tidak terkesan seolah-olah hanya sebagai pengganti papan tulis biasa. Setidaknya pengembangan media pembelajaran IPS haruslah disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam penerimaan pembelajaran yang baik.











Kamis, 10 Juli 2014

HUBUNGAN ANATARA PENGETAHUAN DAN IPTEK



         ILMU PENGETA HUAN DAN TEKNOLOGI
1.        Hubungan antara pengetahuan ilmu dan teknologi
            Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi (Iptek) merupakan istilah yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.  Perkembangan masyarakat di segala bidang kehidupan tidak terlepas dari keberadaan iptek.  Secara umum ada anggapan bahwa penguasan dan penerapan iptek akan memberikan jaminan pada kemajuan masyarakat. Memang masih ada perdebatan mengenai fungsi dan peranan iptek dalam mensejahterakan masyarakat ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, budaya, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Sebelum mengetahui bagaimana iptek tersebut bisa berkembang, kita perlu memahami terlebih dahulu pengertian dasar dari iptek. Pengetahuan, ilmu,  dan teknologi sebenarnya bisa digunakan secara terpisah tetapi kita biasanya mengalami kesulitan untuk memisahkan pengertian ketiga istilah tersebut secara tegas. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang ditangkap melalui pancaindera sehingga terbentuk  persepsi dan konsepsi dalam pikiran manusia.  Menambah ilmu, pasti menambah pengetahuan, tapi kalau menambah pengetahuan belum tentu menambah ilmu. Ilmu akan bertambah bila pengetahuan bertambah, dan pengetahuan akan menjadi tidak berguna saat anda tidak mempunyai ilmu. Apa yang kamu ketahui adalah pengetahuan, jika kamu mempraktekkannya maka kamu berilmu. Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan/ fakta yang tersusun secara logis dan sistematis dan dapat diukur serta diuji kebenarannya, untuk mendapatkan ilmu diperlukan pengetahuan, demikian juga didalam memperoleh pengetahuan dibutuhkan juga ilmu. Jadi hungann ilmu dan pengetahuan sangat erat, karena antara ilmu dan pengetahuan sulit untuk dipisahkan.
Teknologi (technology) merupakan istilah yang relatif popular dan banyak dibicarakan dewasa ini. Kedua pengertian tersebut sering digunakan dalam satu kesatuan sebagai  ilmu dan teknologi (science and technology) yang tidak terpisahkan.  Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa kedua istilah tersebut seperti kembaran yang sulit dibedakan batas-batas yang jelas diantara keduanya, tetapi beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa kedua istilah tersebut masih bisa dibedakan walaupun relatif sulit untuk dilakukan.  Yang jelas kedua istilah tersebut adalah terkait satu sama lain. Ilmu dan teknologi merupakan dua hal yang berbeda tetapi apakah kedua istilah tersebut saling berhubungan satu sama lain.   Para ahlipun masih berdebat mengenai bentuk hubungan tersebut.  Secara umum, bentuk hubungan yang mungkin terjadi antara teknologi dan ilmu yaitu :
1.                  Teknologi dan ilmu masing-masing berkembang dan mencapai kemajuan sendiri-sendiri tanpa pengaruh penting atau dorongan utama dari pihak lainnya.
2.                  Teknologi merupakan pihak utama yang mendorong perkembangan ilmu atau membantu kemajuan ilmu .
3.                  Ilmu merupakan pihak utama yang mendorong perkembangan teknologi atau membantu kemajuan teknologi.
4.                  Teknologi dan ilmu mempunyai saling kaitan  dan pengaruh timbal balik yang saling memacu perkembangan dan kemajuan masing-masing.

5.                  Pengaruh IPTEK Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
1.    Dampak Positif perkembangan IPTEK
Dampak positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu manusia semakin dimudahkan dalam melakukan berbagai kegiatan dan keperluan, serta dengan adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
1. Memberikan berbagai kemudahan
Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini di karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hampir punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kita pun tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronik seperti computer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.
4.    Bidang Sosial
Kehidupan sosial dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kebutuhan manusia akan pangan sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dalam bidang pertanian. Sedangkan kebutuhan akan komunikasi dipengaruhi oleh teknologinya, seperti media cetak, media elektronik selain untuk berkomunikasi, juga dapat memperluas wawasan. Dampak Positif :
1.                  Meningkatkan rasa percaya diri kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi melecehkan bangsa-bangsa di Asia.
2.                  Tekanan, kompetisi yang tajam, di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun, dan pekerja keras.
3.                  keefektifan biaya dan waktu. Misalnya saat mengajar, kini telah ada teknologi pembelajaran secara online, jadi guru atau dosen tidak perlu repot untuk datang ke sekolah atau kampus, cukup menerangkan pelajaran lewat media internet kepada anak muridnya.
4.                  Masyarakat tidak perlu lagi membeli koran untuk mengetahui informasi mengenai berita, cukup dengan membuka internet, kita sudah dapat membaca berita melalui media online, dan tidak mengeluarkan biaya.
5.Bidang Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat pendukungnya yang berupa nilai-nilai (kebenaran, keindahan, keadilan, kemanusiaan, dll) yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yang relatif menetap dan dapat dilihat dari warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Dampak Positif :
1.                  Semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik dari segi ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Kemampuan individu dalam mencari dan mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat melalui media berbasis teknologi.
6.Ekonomi
Pada bidang ekonomi, kemajuan IPTEK dapat dirasakan, hal ini terbukti karena saat ini banyak orang-orang yang kehidupannya makin sejahtera berkat usahanya dalam bidang IPTEK. Sebagai Contoh, kita dapat membuat software game yang saat ini sangat diminati oleh masyarakat terutama pada anak-anak. Selain itu, kita dapat memanfaatkan media elektronik lainnya untuk mengembangkan usaha kita. Dengan teknologi, kita juga dapat mempromosikan usaha-usaha kita :Dampak positif :
1.                  Pertumbuhan Ekonomi yang Semakin Tinggi
2.                  Terjadinya Industrialisasi
3.                  Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi, akan meningkatkan baik dari teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. investasi dan reinvestasi berlangsung secara besar-besaran, sehingga produktivitas dunia ekonomi semakin meningkat. Di masa depan, akan segera muncul teknologi bisnisyang memungkinkan konsumen melakukan kontak langsung dengan pabrik. Jadi, kita tidak perlu lagi pergi ke toko untuk membeli barang tersebut. 
4.                  Persaingan dalam dunia kerja, akan menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan tenaga kerja.
5.                  Mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditri
6.    Dampak negative perkembangan IPTEK
1. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.

2. Hilangnya budaya Tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu. Dengan semakin berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,maka informas, juga komunikasi di indonesia pun sudah berkembang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, kita harus bisa mengenal dan memahami berbagai perkembangan IPTEK, namun masih banyak yang kurang memahami dengan perkembangan IPTEK. Secara jangka panjang, perkembangan IPTEK memberikan arti yang sangat positif, namun di sisi lain, tidak sedikit pula yang membawa dampak negative.
4.    Bidang Sosial
1.    Kenakalan dan tindak penyimpangan dikalangan remaja dengan mengakses situs porno, dan oknum-oknum yang menggunakan media facebook, twitter, dll sebagai media porstitusi yang sudah jelas dapat merusak moral para generasi muda.
2.                  Melemahkan rasa gotong-royong dan saling tolong-menolong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
3.                  Manusia menjadi malas. Karena telah dimanjakan oleh teknologi, sehingga kita tidak perlu repot bertemu dengan seseorang. Dengan teknologi, kita tetap dapat bertatap muka meskipun tidak bertemu dengan orang tersebut.
5.  Bidang Budaya
Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Haltersebut dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan sumber daya manusia yang bobrok dan tak berkualitas sedikitpun.
6.Ekonomi
1.                  Terbukanya pasar bebas, memungkinkan produk luar negeri masuk dengan mudahnya. Dengan banyaknya produk luar negeri yang masuk dan dengan harga yang lebih murah, dapat mengurangi rasa kecintaan kita terhadap produk dalam negeri.
2.                  Terjadinya pengangguran bagi individu yang tidak memiliki skill dan kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan
3.                  Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan. Misalnya : konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
4.                  Apabila tidak update dengan IPTEK yang semakin maju, kita akan dipermainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang sangat ahli dibidangnya (misalnya : hacker).
5.                  Kesimpulan

Jadi Ilmu, pengetahuan,dan teknologi  memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan .
Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Masyarakat memang banyak yang mengeluh mengenai dampak negatif dari kemajuan teknologi. Namun kegiatannya tetap dilakukan karena memikirkan lebih banyak untung daripada ruginya. Meskipun dampak negatif tidak lebih banyak dari pada dampak positifnya, kita tetap harus menghindarinya, karena dampak yang kecil juga dapat menimbulkan dampak lain yang lebih besar.Manusia juga perlu sadar bahwa orang menciptakan sesuatu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk kesejahteraan umat. Jadi, bagaimana IPTEK mempengaruhi masyarakat dalam kebudayaan, itu semua tergantung pada diri masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus selektif dan dapat bersifat kritis terhadap perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Hendaknya kita menggunakan teknologi tersebut seperlu dan sepentingnya kita saja, jangan karena teknologi, semua menjadi terlupakan, baik itu waktu, kewajiban beribadah, sosialisasi di masyarakat sekitar, dll.

6.                  MASALAH-MASALAH SOSIAL

1.    Faktor-faktor penyebab masalah social
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
 Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3.Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini.



2.         Macam-macam (ragam) masalah social
Banyak macam masalah yang terjadi di masyarakat di antaranya :
1.                  Masalah-masalah Kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Pada dasarnya masalah penduduk merupakan suatu sumber yang sangat penting dalam rangka suatu sumber yang sangat penting dalam rangka mensukseskan pembangunan dalam Negara. Sebaliknya penduduk juga bisa menjadi faktor penghambat bagi pembangunan itu sendiri, jika pertambahannya tidak terkontrol, disamping itu tidak merata.
2.                  Tindak kejahatan (kriminalitas)
Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan, pemalakan, korupsi, pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota besar. Di desa pun sering terjadi pencurian. Misalnya, ada yang mencuri ternak, hasil pertanian, hasil hutan, dan sebagainya.
3.                  Masalah sampah
Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah sampah sangat mengganggu,masyarakat dengan semudahnya membuang sampah sembarangan Akibatnya, sering terjadi banjir jika hujan lebat.
Masih banyak yang menjadi masalah social yang kita ketahui di lingkungan masyarakat selain ke tiga masalah yang di atas ini, seperti pencemaran lingkungan,kebakaran,rusaknya fasilitas umum,perilaku tidak di siplin,pemborosan energy dan lain-lain
4.                  Masalah kemiskinan
Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang atau keluarga yang tidak mempunyai kemampuan untuk menghidupi dirinya atau keluarga sendiri, seperti layaknya orang lain, kelompok lain atau anggota-angota masyarakat pada umumnya.
5.                  Pelacuran (prostitusi) dan pelecehan seksual
Pengaruhnya bagi perkembangan moral. Pelcuran akan menjadi masalah sosial yang besar, jika ia berkembang menjadi suatu profesi.salah satu bentuk pelecehan paling menghancurkan yang dilakukan pada anak-anak adalah pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah: setiap tindakan seksual (secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi) yang dipaksakan atas seorang anak di bawah umur delapan belas tahun.. Pelecehan seksual dapat meliputi setiap tindakan kekerasan seksual. Termasuk dalam kekerasan seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan terhadap lawan jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh pasangan,perkosaan, dll.

1.    Kesimpulan
Keadaan masyarakat Indonesia yang multikultural memang sangat rentan dalam memunculkan masalah sosial. Masalah kemiskinan,kekerasan,pegemis dll, memang tidak mungkin untuk dihilangkan, namun bukan berarti tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi prosentasenya. Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mampu meningkatkan standar hidup penduduknya. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai masalah tekanan penduduk, kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah, produktifitas penduduk yang rendah karena keterbelakangan pendidikan, orientasi ekspor karena tidak mampu mengolah barang-barang tersebut.